Powered By Blogger

Jejak Karbon yang Aneh



Pssssccchhh! Suara-suara mesin pabrik sedang beradu mengeluarkan asapnya. Yups! bicara tentang itu, saya teringat tentang cerita jejak karbon. OK. Sumangga dimirengke!

 Jejak Karbon yang Aneh: Karbondioksida yang lazim disebut Co2 ini ada di mana-mana, baik secara alami atau karena ulah manusia. Kita semua tahu, bahwa gas ini berfungsi untuk menjaga agar sinar matahari tidak keluar lagi keluar angkasa. Akan tetapi, gas ini dapat dihasilkan dari sesuatu yang tidak kita duga. Mau tahu apa itu? Disilah penjelasannya. Eng ing eng........ 

Jejak Peternakan: Wah... Jejak  karbon ditemukan pada sapi, kambing, ayam, dan babi. Rupanya,  hewan ternak ini paling besar ditemukan di dunia. Kok bisa? Hewan-hewan ini menghabiskan banyak pakan.  Pakan itu berupa jagung, kedelai, dan rumput. Nah, ketika kita menanam tanaman itu, tentunya kita harus menebang hutan untuk dijadikan kebun (proses penggundulan lahan).  Lahan yang gundul tidak bisa menghambat produksi Co2. Selain itu, pakan ternak harus diangkut dengan mobil dari satu negara ke negara yang lain. Lalu, daging, telur, susu juga harus diangkut dari desa ke kota pakai alat transportasi. Transportasi itu menghasilkan gas karbondioksida. Jadi, jejak   peternakan sebagai penghasil Co2 TERBESAR!
Cara mengatasi: Pemilik kebun BOLEH membuat ladang di area hutan, tapi harus memenuhi syarat dan aturan yang berlaku. Mungkin tidak boleh mengeksploitasi lahan besar-besaran. Kita BOLEH mengkonsumsi makanan dari hewan ternak. Asalkan, KALAU BISA kita beli daging dari daerah kita. Toh hewan ternak di Indonesia lebih enak dan murah.

•  Jejak Pakaian: Lha. Ternyata baju juga punya jejak karbondioksida juga! Wajarlah. Karena pakaian kebanyakan terbuat dari kapas. Untuk membuat kebun kapas, kita harus menebang hutan pula. Baju dari serat buatan juga menghasilkan gas Co2 di udara. Jangan lupa terhadap distribusinya yang juga menghasilkan gas Co2. Jadi, pakaian yang dari kapas/serat sintetis punya jejak karbon No. 2 di dunia.
Cara mengatasi:  Kita boleh-boleh saja membeli pakaian. Of course, itu kan kebutuhan primer. Yaa... Untuk meminimalisasir Co2 yaa... Cintai saja produk dalam negeri.

Jejak Rumah: Ya elaaaahhh... Kan rumah sebagai salah satu kebutuhan primer kita! Masa sebagai penghasil jejak karbon???!!! Faktanya, kayu untuk bahan bangunan kan berasal dari hutan. Bisa ditebak, kan kalau untuk hasilkan kayu, kita harus menebang pohon dulu. Lagipula, untuk membangun rumah, kita butuh lahan juga. Terus, bagaimana dengan limbah yang kita buang sehari-hari? (kayu bakar, kompor, dll). Limbah itu juga menghasilkan Co2!
Cara mengatasi: Kita BOLEH membangun rumah, ASALKAN jangan membabat hutan secara liar. Lalu, kita mungkin bisa menggunakan alat dengan limbah yang ramah lingkungan.

Jejak Rekreasi: Ini sih... Payah amat........ Kok bisa? Ternyata, tempat rekreasi sebagai jejak karbon terbesar No. 4! Karena, untuk membuat tempat rekreasi, lagi-lagi kita butuh lahan kosong, apalagi yang tempatnya di hutan. Sudah tahu, kan? Plus, tempat rekreasi kayak ice skatting dan taman butuh listrik yang tidak sedikit. Pembangkit listrik kan butuh batu bara yang dibakar. Nah, batu bara yang dibakar itu juga menghasilkan Co2 yang tak sedikit pula.
Cara mengatasi: Sekarang ini sudah banyak pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Jadi jangan terlalu kuwatir.

Jejak  Sayur: Waduh. Duh!! Celaka duabelas!!! Sayur juga punya jejak  karbondioksida?  Tapi, sayur  kan tanaman? Iyaps. Tapi, untuk membuat ladang sayur, kita harus menggunduli hutan dulu. Ditambah lagi dengan transportasinya? Sayur juga harus diangkut dari desa ke kota. Coba hitung. Berapa pohon yang harus ditebang untuk membuat kebun dan Co2 yang dihasilkan dari transportasinya.
Cara mengatasi: Sama seperti jejak ternak dan pakaian.

Jejak ransportasi Umum:  Aneh. Jejak transportasi adalah penghasil karbondioksida terkecil? Kan itu semua pakai bahan bakar. Yaiy! Sebentar... Transportasi yang punya jejak  karbon kecil adalah transportasi umum.  Yups! Jika kita semisal berkendara jalan kaki/bersepeda, maka akan mengeluarkan banyak Co2 dari napas kita. Jika kita memakai angkot, bis, kereta api, pesawat terbang, atau kapal, kita hanya memakai sedikit energi dan Co2. Ya, wajar kan kalau transportasi umum punya jejak karbon terkecil.....????
Cara mengatasi: Tidak perlu diatasi karena ini hal yang baik untuk berpergian. 

Mau komentar, silahkan. Mau spam, JANGAN silahkan. 

Ada awan putih, ada pula awan hitam. TAPI, ada juga awan coklat! Mau infonya? Klik disini.
Gunung ini namanya dan letusannya menyusahkan sekali. Penasaran? Klik disini.