Powered By Blogger

Gelombang Alun

Byuuurrr!! Krassh! Tidak ada gempa, tidak ada badai, dan tidak ada angin, tiba-tiba ada muntahan gelombang laut yang besar sekali. Lho, kok bisa? Ini dia cara membuatnya!

1. Ombak dan badai
Garis hitam adalah arah angin dan arus.  Garis merah adalah garis khatulistiwa.
     Wuuusss... Angin yang sangat dingin dari belahan bumi utara berhembus jauh sampai ke khatulistiwa. Pada awalnya, angin dingin itu singgah sebentar di Afrika. Di situ, angin dingin ini bertemu dengan udara yang sangat panas. Yaaa... Yang namanya pertemuan antara dingin dengan panas, kan ada akibatnya. Bagaikan tikus dengan kucing. Karena pertemuan antara 2 jenis udara itu, timbullah badai. Skema tersebut bisa dicermatkan di gambar disamping: 
 Berdasarkan gambar itu, bisa dilihat bahwa  lautan di sekitar Afrika (yang ada bulatannya) menjadi arena baku hantam bagi angin tadi. Setelah berubah menjadi angin badai, angin itu menyebabkan laut bergolak (kita tahu bahwa ombak yang bukan tsunami mengalun karena angin) . Sayangnya, angin itu sangat kuat sehingga kelajuan ombak di laut menjadi lebih dari 60 km/h. Perahu-perahu tenggelam diterjang ombak. Di pinggir pantai, batuan banyak yang tergerus, sehingga terjadi abrasi. Lo lo lo... Peristiwa opo toh iki? Oooo... ini ombak ganas yang terbentuk dari angin badai yang tadi. Namanya gelombang seas.

2. Merambat... dan  mengalun...
Karena ombak seas merambat terlalu jauh seperti lautan Indonesia, maka gelombang yang awalnya pendek-pendek ini akan saling berkumpul, menjadi gelombang yang lebih panjang, dan tenang mengalun. Karena itu, dia berubah nama menjadi gelombang swell / gelombang alun. 
Yap, di lautan luas, gelombang alun sangat menyenangkan bagi para nelayan, karena ombaknya tinggi dan tenang. Jadi, jika tidak ada angin, tidak usah menguras tenaga. Hanya mendayung ke arah puncak gelombang Swell, lalu ombak itu akan melaksanakan tugasnya. Lho. Kok harus di puncaknya? Susah amat? Mending di lerengnya saja. Eits! Kalau di lerengnya, berarti harus bawa se-dus berisi kantong plastik dan sabuk pengaman. karena ombak ini sangat tinggi, kalau di lerengnya kan posisi kita miring. Jadi pantas dong kalau kita Oeeeeggghhh.... Ya udah. Gak usah dilanjutkan. Tapi, cara itu berisiko tinggi. Karena gelombang alun masih menyimpan kekuatan gelombang Seas.

3. Pecah di daratan
waazin.com
Blllllrrrr.... Sssss.... Kraaassssssssss!!!! Byuuuurrrr!!! Rrrrrmmmmm... Begitu ombaknya sampai di daratan, ombak itu langsung pecah. Ini disebabkan karena gelombang air ini semakin dekat menuju ke darat semakin pendek jaraknya ia menyentuh dasar tanah, maka kecepatan gerak gelombang itu berkurang karena terjadi benturan itu. Bagian atas permukaan air akan tetap bergerak terus, kemudian tergulung pecah. Itulah yang kita sebut "pecahan ombak". O-ow. Kasihan juga orang yang tinggal di tepi pantai. Tidak ada peristiwa apapun, tiba-tiba ada ombak yang datang dan menerjang rumah penduduk. Ombak ini bisa menyebabkan kerusakan yang hampir sama seperti tsunami, lho! Gratis pisan!!  Wah, ngapain di promosikan, lha wong ombak ini istilah Jawanya 'teko-teko njotosi'. Oalah......

Makanya, semisal kita ingin pergi ke pantai, harusnya melihat prediksi cuaca dulu, lalu Berdo'a. Yak. Sampai disini dulu, kalau masih ada pertanyaan tinggal koment aja.


Gunung  ini nama dan letusannya sangat menyusahkan. Penasaran? Klik disini.
Apakah awan ini enak dimakan? 

Sudahkah anda membayar zakat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar